Ada kesuksesan tentu ada kegagalan. Keduanya adalah hukum dualitas yang tak bisa dipisahkan, khususnya dalam proses anak belajar berenang. Nah beberapa poin esensi penyebab kegagalan sudah kita rangkum yang sering kami jumpai. Di antaranya adalah
- Terlalu berharap
Mayoritas orang sepakat bahwa harapan adalah hal penting yang tak boleh dilupakan. Tapi porsinya jangan berlebih, nanti kecewa berat terus merasa gagal. Sama seperti mendaftarkan les renang anak. Orang tua yang bijak, senantiasa punya harapan besar supaya anaknya jago renang. Tidak berlebihan, secukupnya tapi tetap terjaga.
- Tak punya target
Karena jarang baca, sehingga minim edukasi. Karena minim edukasi, sehingga minim pemahaman. Setelah minim pemahaman, berisiko salah paham. Salah paham inilah yang menyebabkan target menjadi kabur tidak jelas. Bahkan Tidak punya target. Kita tegaskan dan jelaskan bahwa target les renang versi kami adalah anak jadi jago berenang, bukan sekedar bisa berenang.
- Beda frekuensi
Sebuah radio A yang memiliki chanel pada frekuensi 90FM, sedangkan Ayah Bunda melakukan tuning radio pada frekuensi 95FM. Otomatis suara radionya gemresek bahkan tidak terdengar sama sekali. Maka supaya tetap terjalin komunikasi yang maksimal, antara orang tua, anak dan coach harus selalu pada frekuensi yang sama.
- Berhenti latihan
Orang bijak sering mengatakan bahwa tidak ada kata gagal, yang ada hanya proses belajar. Ketika berhenti sebelum target tercapai, disitulah semuanya selesai. Pada kondisi itu banyak orang diluar sana menyebutnya sebuah kegagalan. Nah kabar baiknya tidak peduli seberapa lambat, tapi lebih utama tetang progress anak untuk selalu lebih baik dari sebelumnya. Kemampuan setiap anak itu berbeda dan unik, sehingga jangan terlalu membandingkan dengan anak lain.
- Banyak alasan
Selain dari beberapa poin diatas ada hal paling fatal kenapa anak gagal les berenang. Jawabannya adalah anak tidak pernah didaftarkan les berenang. Anak tidak pernah diberi kesempatan untuk memulai hal baru yang bermanfaat dan positif untuk dirinya. Hal ini biasanya terjadi karena banyak alasan, baik dari orang tuanya atau anaknya.
Pertanyaan sekarang adalah apakah Ayah Bunda dengan sabar menemani proses anak mencapai targetnya atau berhenti ditengah jalan sebelum dia jago berenang?